JAKARTA, KOMPAS.com – PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT ) mencatatkan pada semester pertama tahun 2024 sebesar Rp 125 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 96 persen year on year (YoY).
Hasil kinerja positif ini dipengaruhi sejumlah faktor, di antaranya produktivitas pabrik pada semester I tahun 2024 yang mengalami peningkatan dengan Yield CPO per hektar tumbuh 36 persen YoY dan OER pada semester I tahun 2024 ini mencapai 23,87 persen.
Selain itu, faktor lain yang mendukung penurunan beban pokok penjualan sebesar 14 persen YoY dan penguatan laba kotor sebesar 22 persen YoY adalah harga pupuk yang lebih rendah pada tahun 2024.
“Perusahaan melakukan efisiensi dari mekanisasi, keberhasilan penerapan digitalisasi, peremajaan alat berat dan truk serta perbaikan infrastruktur yang telah dilakukan selama 2 tahun terakhir,” kata Direktur Utama BWPT Henderi Djunaidi dalam siaran pers Jumat (2/8/2024).
“Faktor-faktor inilah yang memberikan kontribusi signifikan terhadap produktivitas operasional dan efisiensi Perusahaan,” tambah dia.
Henderi menyebutkan, konsistensi dan fokus BWPT terhadap produktivitas, efisiensi dan profitabilitas membuat laba sebelum pajak pada semester I tahun 2024 meningkat signifikan sebesar 217 persen.
Meskipun pendapatan pada semester I tahun 2024 ini turun sebesar 6 persen yang disebabkan oleh penurunan jumlah pabrik kelapa (PKS) dari semula 8 PKS menjadi 7 PKS namun EBITDA margin tumbuh sebesar 27 persen YoY.
Konsistensi pertumbuhan laba BWPT double digit menjadi momentum untuk menurunkan pokok pinjaman bank sebesar 13 persen YoY dan hasilnya beban bunga pinjaman bank juga turun sebesar 22 persen YoY. “Arus kas operasional BWPT tumbuh secara signifikan yaitu sebesar 206 persen YoY.
Arus kas ini akan kami gunakan untuk memenuhi komitmen BWPT untuk terus menurunkan pinjaman bank dan melakukan investasi pada aset yang lebih produktif yaitu pembangunan pabrik dan penanaman baru perkebunan di Kalimantan Timur, yang saat ini sedang berjalan,” ujarnya.
"Sementara kelebihan kas tersebut akan masuk dalam rencana pembagian dividen pada tahun-tahun mendatang”, tambah dia.
Sementara itu, BWPT juga mengambil aksi untuk kembali masuk ke pasar modal dengan cara menerbitkan obligasi tenor 1 tahun dengan peringkat idA- (Single A Minus)dari Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO).
Selain itu, peningkatan kesejahteraan karyawan ke arah yang lebih baik, juga menjadi perhatian dari BWPT. Fokus Perusahaan terhadap kesejahteraan karyawan dan keluarganya itu pun tidak sekadar soal finansial, melainkan juga seputar kesejahteraan fisik, mental dan sosial.
Di sisi lain, BWPT yakin bahwa bisnis keberlanjutan tidak hanya dilihat dari kinerja keuangan saja, namun juga melalui upaya-upaya dalam pengelolaan aspek lingkungan dan sosial serta penerapan Good Corporate Governance (GCG) di seluruh kegiatan operasional.
Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan BWPT selama Semester I tahun 2024 dengan menambah 1 Sertifikat RSPO pada bulan Januari 2024, 1 Sertifikat ISPO pada bulan Juni 2024, serta berhasil meraih PROPERDA Hijau pada bulan April 2024 dan 1 PROPERDA Biru pada bulan Juni 2024 melalui entitas anak BWPT
Sumber : Kompas.com
Link : Semester I-2024, Laba Bersih BWPT Melonjak 96 Persen (kompas.com)